Reporter : Mohammad-Editor: Redaksi
Insitekaltim,Bontang – Lahir di pulau Jawa, tepatnya di Ponorogo pada 4 Juni 1982. Dia adalah Nuryati atau lebih sering dipanggil Nur.
Nur kecil mengenyam pendidikan di SD Negeri Coper 1 Ponorogo, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo, Jawa Timur. Dan menamatkan sekolah atasnya di MA Al Islam Joresan Ponoroga Jawa Timur.
Sewaktu kuliah Nur menimba ilmu di Universitas Terbuka Jurusan Guru Kelas Jakarta.
Nur sebagai guru di SDN 010 Bontang Utara, ia dikenal penyabar. Dia dikarunia tiga orang anak. Yang pertama, Hilmi Faizul Mutho’i. Kedua, Hilma Nailatusy Syarofah dan Abbad Nailun Nabhan.
Sehari-hari Nur dipercaya menjadi guru kelas 4 di tempat ia mendedikasikan ilmunya. Nur tercatat sebagai Guru Pembimbing Finalis Olimpiade Sains Kuark (OSK) tahun 2020, yang mana siswa yang dibimbingnya mendapatkan Juara 3 Favorit Youtube OSK tahun 2020 tingkat nasional.
Dia dipercaya Disdikbud Bontang sebagai Tim Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada semester I tahun 2020. Atas karyanya tersebut, Disdikbud Bontang memberikan penghargaan berupa piagam dan SK Tim Penyusun LKS untuk SD di Kota Bontang.
Selama penyusunan LKS, Nur mengalami berbagai kendala seperti waktu yang terlalu mepet dan harus mendampingi anak didiknya dalam PJJ.
“Bertepatan dengan kegiatan PJJ, dan kegiatan yang lain. Waktu yang singkat bersamaan dengan pembelajaran daring dan mendampingi anak-anak saat pembelajaran daring. Alhamdulillah bisa menyelesaikan tugas,” tambahnya.
Nur berpesan kepada semua pelajar agar selalu mematuhi protokol kesehatan selama pandemi covid-19 ini. Dan disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjajaga jarak).
“Mematuhi aturan protokol kesehatan dan selalu bersemangat dalam dalam belajar selama Covid-19 ini. Kita berdoa semoga pandemi ini segera berakhir,” ungkapnya kepada insitekaltim.com Sabtu (31/10/2020).
Istri dari Sampurno mengatakan, selama proses PJJ, ia menemukan banyak kendala. Menurutnya, beberapa siswa harus membantu pekerjaan orang tuanya dan ada yang tidak memiliki HP.
“Ada juga keluarga yang memiliki anak lebih dari dua dan hanya memiliki satu HP untuk digunakan bergantian. Ada siswa yang memiliki HP satu dan dipakai bergantian dengan adik dan kakaknya, ada yang HPnya dibawa kerja orang tuanya dan ada beberapa orang tua yang kerjasamanya kurang bagus, sehingga tugas-tugas yang diberikan tidak dikerjakan,” tambahnya.
Saat ini Nur dan keluarganya tinggal di Jalan Veteran Gang Intan, Berebas Tengah.