
Insitekaltim,Kukar – Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kusnandar, mengungkapkan angka prevalensi stunting yang mengkhawatirkan perlu adanya kerja keras dengan melibatkan semua elemen. Hasil pendataan tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting telah mencapai 27,1 persen, naik sebesar 0,7 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 26,4 persen.
Tidak hanya itu, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) secara keseluruhan juga mengalami peningkatan yang serupa, dengan prevalensi stunting naik dari 22,8 persen pada tahun 2021 menjadi 23,9 persen pada tahun 2022, mengalami kenaikan sebesar 1,1 persen.
Menanggapi masalah serius ini, Dinas Kesehatan Kukar mengambil langkah konkret dalam upaya penurunan stunting. Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, mereka menyelenggarakan kegiatan mitigasi stunting dengan fokus pada konsumsi makanan bergizi dan minum tablet tambah darah (TTD).
“Kami merayakan Hari Kesehatan Nasional bersama siswa-siswi MAN 2 Kukar dan remaja putri, dengan minum TTD sebagai langkah pencegahan stunting, dimulai dari remaja,” jelas Kusnandar, Jumat (3/11/2023).
Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) juga berkomitmen untuk menurunkan stunting, mendukung target nasional dengan prevalensi sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Upaya yang dilakukan mencakup edukasi kepada ibu hamil dan menyusui tentang menjaga hidup sehat serta memenuhi kebutuhan gizi, serta penanganan terhadap keluarga yang memiliki balita stunting atau keluarga yang rawan memiliki anak stunting. Selain itu, calon ibu juga mendapat edukasi untuk menjalani hidup sehat dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
“Salah satu langkah yang dilakukan adalah gerakan minum TTD bersama bagi remaja putri, yang diharapkan dapat mempersiapkan mereka menjadi calon ibu yang mampu melahirkan bayi sehat,” ujarnya.
“Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di 32 lokasi se-Kabupaten Kukar, terutama minum TTD bagi siswi, guna memastikan pasokan darah yang cukup dalam tubuh mereka, mencegah penyakit anemia yang kerap dialami oleh remaja putri saat menstruasi,” sambungnya.
Dia berharap dapat mengurangi prevalensi stunting yang menghantui Kukar dan menghasilkan generasi yang lebih sehat dan kuat di masa depan. (Adv)